MAKALAH RENANG BAGI SMA/SMK/MA
20:55
Posted by Rich in the future
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Renang telah dikenal
sejak masa prasejarah. Lukisan dari Jaman Batu telah ditemukan di dalam “gua
para perenang” dekat Wadi Sora (atau Sura) dibagian barat-daya Mesir.
Referensi tulisan yang
berasal dari 2000 tahun sebelum masehi, termasuk Gilgamesh, Iliad, dan Odyssey,
Injil (Ezekiel 47:5, Perjanjian 27:42, Isaiah 25:11, Beowulf, dan hikayat
lainnya). Pada tahun 1538 Nicolas Wynman, Profesor bahasa berkebangsaan Jerman,
menulis buku renang pertama kali, “Colymbetes”. Kompetisi renang di Eropa
dimulai sekitar tahun 1800, sebagian besar menggunakan gaya dada.
Gaya bebas, yang
kemudian disebut the trudgen, diperkenalkan pada tahun 1973 oleh John Arthur
Trudgen, menirunya dari Orang Amerika asli. Renang menjadi bagian dari
pertandingan Olympiade modern yang pertama tahun 1896 di Atena. Pada tahun 1902
the trudgen diperbaharui oleh Richard Cavill, menggunakan sentakan mengibas.
Pada tahun 1908, asosiasi renang sedunia, Federasi Renang Amatir International
(FINA/ Federation Internationale de Natation de Amateur) dibentuk. Gaya
kupu-kupu pertama kali merupakan variasi dari gaya dada, sampai akhirnya ia
diterima sebagai gaya yang terpisah pada tahun 1952.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan dalam makalah ini adalah
Bagaimana caranya supaya siswa termotivasi untuk meraih prestasi dalam olahraga
renang ?
C. Tujuan
Makalah
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui cara supaya siswa termotivasi untuk meraih prestasi dalam
olahraga renang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Renang di Indonesia
Sejak
sebelum kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang yang indah
dan baik. Akan tetapi pada waktu itu, kesempatan bagi orang-orang Indonesia
untuk belajar berenang tidak mungkin. Hal ini disebabkan setiap kolam renang
yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan penjajah saja. Memang
waktu itu ada juga kolam renang yang dibuka bagi masyarakat banyak, akan tetapi
harga tiket masuk sedemikian tingginya, sehinggara para pengunjung tertentu tidak
bisa membayar tiket masuk untuk berenang.
Salah
satu dari sekian banyak kolam renang yang dibangun setelah tahun 1900 adalah
kolam renang Cihampelas di Bandung yang didirikan pada tahun 1904. Sesuai
dengan tempat kelahiran kolam renang Cihampelas, maka awal dari kegiatan
olahraga renang di Indonesia dapat dikatakan mulai dari Bandung.
Pertama-tama
berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse Zwembond atau Perserikatan
Berenang Bandung, didirikan pada tahun 1917, perserikatan ini membawahi 7 perkumpulan
yang diantaranya adalah perkumpulan renang di lingkungan sekolah seperti halnya
OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOOL. Selain Bandung, Jakarta dan Surabaya juga
mendirikan perkumpulan-perkumpulan berenang dalam tahun yang sama. Kemudian
barulah di tahun 1918 berdiri West Java Zwembond atau Perserikatan Berenang
Jawa barat dan pada tahun 1927 berdiri pula Oost Java Zwembond atau
Perserikatan Berenang Jawa Timur yang beranggotakan kota-kota seperti : Malang,
Surabaya, Pasuruan, Blitar dan Lumajang. Sejak saat itu pula mulai diadakan
pertandingan maupun antar daerah. Bahkan kejuaraan-kejuaraan itu,
rekor-rekornya juga menjadi rekor di negeri Belanda.
Dalam
tahun 1934, peloncat indah masing-masing Haasman dan Van de Groen, berhasil
keluar sebagai juara pertama dan kedua dalam nomor-nomor papan 3 meter dan
menara. Pada Far Eastern Games di Manila, Philipina (kini kegiatan itu berkembang
menjadi Asian Games sejak tahun 1951). Kedua peloncat itu juga menjadi utusan
Hindi Belanda.
Di
tahun 1936, Pet Stam seorang Hindia Belanda berdasarkan rekornya 0:59.9 untuk
100 meter gaya bebas yang dicatat di kolam renang Chiampelas Bandung, berhasil
dikirim untuk ambil bagian dalam Olimpiade Berlin atas nama negeri Belanda. Dua
orang peloncat indah masing-masing Haasman di bagian putera dan Kiki Heckle
turut pula ambil bagian dalam Olimpiade Berlin, dimana peloncat putri menduduki
urutan ke 8.
Hingga
tahun 1940, Nederlands Indishce Zwembond atau NIZB telah beranggotakan 12.00
perenang. Pada zaman pendudukan Jepang tahun 1943 - 1945, kesempatan untuk bisa
berenang bagi bangsa Indonesia semakin besar. Oleh karena pemerintahan
pendudukan Jepang, membuka seluruh kolam renang di tanah air untuk masyarakat
umum. Periode tahun 1945, perkembangan olahraga renang di tanah air praktis
menurun, karena saat itu bangsa Indonesia dalam kancah perjuangan melawan
penjajah.
Hingga
tanggal 20 Maret 1951, dunia renang Indonesia praktis berada di bawah pimpinan
Zwembond Voor Indonesia (ZBVI) dan kemudian sejak tanggal 21 Maret 1951
lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat PBSI.
Kongresnya yang pertama di Jakarta, berhasil mengukuhkan Ketua yang pertama,
Prof. dr. Poerwo Soedarmo, dibantu oleh wakil ketua, sekretaris, bendahara dan
komisi teknik.
Sejak
saat itu, olahraga renang Indonesia setahap demi setahap maju dan berkembang
serta selanjutnya dalam tahun 1952, PBSI menjadi anggota resmi dari Federasi
Renang Dunia - FINA (singkatan dari Federation Internationale de Nation). dan
International Olympic Committee (IOC).
Hingga
tahun 1952 telah terdaftar sebanyak 29 perkumpulan, tergabung dalam PBSI. Oleh
karena itu kemudian didirikan top-top organisasi olahraga berenang di tingkat
daerah. Perkembangan olahraga berenang di Indonesia kian hari kian berkembang,
hal ini ditandai dengan penyelenggaraan perlombaan renang hampir setiap tahun
di tingkat nasional. Begitu pula halnya dalam setiap pelaksanaan Pekan Olahraga
Nasional (PON), cabang olahraga renang menjadi nomor-nomor utama.
Dengan
makin berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia pada tahun 1952,
Indonesia mengirimkan duta-duta renangnya ke arena Olympiade di Helsinki,
kemudian tahun 1953 kembali Indonesia ambil bagian dalam Youth Festival di
Bukarest. Pada tahun 1954 regu polo air Indonesia dikirim untuk mengikuti Asian
Games ke II di Manila, Philipina.
Pada
tahun 1954, berlangsung kongres PBSI ke II, diselenggarakan di Bandung dengan
menghasilkan susunan pengurus yang diketuai oleh D. Seoprajogi, ditambah satu
sekretaris, bendahara dan 3 komisi teknik. Kongres PBSI yang ke III
diselenggarakan di Cirebon, dimana dalam kongres ini memilih kembali
kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap di jabat D. Soeprajogi, ditambah 3
pengurus lainnya.
Untuk
ke IV kalinya PBSI menyelenggarakan kongres pada tahun 1957 di Makasar
(sekarang Ujung Pandang) Kongres ini menghasilkan beberapa keputusan,
diantaranya memilih susunan kepengurusan yang baru dengan ketua D. Soeprajogi.
Kemudian atas permintaan peserta kongres istilah persatuan dalam singkatan
PBSI, diganti menjadi Perserikatan. Dengan demikian PBSI dalam hal ini menjadi
singkatan dari Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia.
Di
tahun 1959 diadakan Kejuaraan Nasional Renang. Kejuaraan ini untuk pertama
kalinya mengadakan pemisahan antara Senior dan Junior di Malang, Jawa Timur.
Berlangsung pula kongres PBSI ke V, dimana pada kongres itu disamping memilih
kepengurusan baru yang ketuanya masih tetap dipercayakan kepada D. Soeprajogi,
juga kongres ini merubah nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI)
menjadi Perserikatan Renang Seluruh Indonesia (PRSI). Perubahan ini timbul
dengan pertimbangan bahwa terdapatnya dua induk organisasi olahraga yang
mempunyai singkatan sama PBSI. Selain cabang olahraga renang, singkatan ini
juga digunakan oleh Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia.
Pada
Kongres di Malang Jawa Timur Ketua PRSI, D. Soeprajogi di dampingi oleh 2 wakil
ketua, dua sekretaris, bendahara, pembantu umum ditambah komisi teknik dengan 2
orang anggota. Kemajuan olahraga renang secara keseluruhan berkembang kian
pesat dan dalam tahun 1962, berhasil menampilkan nama-nama besar seperti Achmad
Dimyati, Mohamad Sukri di bagian putera, sementara Iris, Tobing, Lie Lan Hoa,
Eny Nuraeni serta banyak lagi di bagian puteri. Dalam tahun 1963 di Jakarta,
kembali PRSI menyelenggarakan kongres dan berhasil menyusun kepengurusan baru
dengan ketua umum D. Soeprajogi. Selanjutnya di dampingi 3 orang ketua, 2 orang
renang, loncat indah dan polo air. Keputusan lain yang diperoleh dalam kongres
PRSI ke VI itu adalah merubah kembali istilah \"Persatuan\". Hingga
sekarang PRSI merupakan singkatan dari Persatuan Renang Seluruh Indonesia.
Meskipun dalam falsafahnya bahwa olahraga itu tidak bisa dikaitkan dengan
politik. Namun dalam kenyatannya perkembangan politik di dalam negeri pada
waktu itu membawa pengaruh besar terhadap perkembangan olahraga.
Pada
tahun 1963 Indonesia harus mengundurkan diri dari pesta olahraga GANEFO, dimana
pesertanya ada beberapa negara yang memang belum menjadi anggota FINA. Untuk
menghindarkan kemungkinan adanya skorsing, Indonesia dalam hal ini PRSI
mengambil langkah pengunduran diri sebagai anggota FINA. Pada tahun 1966,
Indonesia kembali menjadi anggota FINA. Pada tahun itu Indonesia mengambil
bagian dalam Asian Games ke V di Bangkok.
Musyawarah
PRSI ke VII berlangsung kembali di Jakarta pada tanggal 24 - 27 April 1968.
Salah satu keputusannya mengukuhkan kepengurusan baru PRSI dengan ketua umum
tetap dipercayakan kepada D. Soeprayogi, di tambah dengan 2 orang ketua, 2
sekretaris, bendahara dan panitia teknik yang terdiri atas 3 orang
masing-masing untuk renang, loncat indah dan polo air.
B.
Prestasi
Renang Indonesia dalam Kejuaraan Dunia Internasional
Prestasi
peneran Indonesia baik di tingkat Nasional maupung di tingkat Internasional
sangat kurang. Menurut pengamat olahraga nasional mengenai penyebab
menurunnya prestasi renang, wartawan tabloid olahraga “Bola”, Ignatius Sunito
dan para pengamat olah raga lainnya mengatakan kalau masalah dana adalah
penyebab utamanya. Terbatasnya dana membuat PRSI kesulitan untuk melaksanakan
kompetisi renang tingkat nasional seperti dulu lagi, kurangnya rasa
nasionalisme pemain, kurangnya manajemen dalam Official, kurangnya disiplin
Atlet renang Indonesia pernah mencapai prestasi yang membawa nama bangsa pharum
di dunia Internasional. Pada tahun 1977 sampai tahun 2003, renang Indonesia
mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di tingkat Asean maupun Asia. Setelah
itu, tidak ada satupun medali dan juga prestasi yang diperoleh dari olahraga
air ini.
Sebenarnya
ada banyak atlet renang Indonesia yang sudah berpengalaman di ajang
pertadingan nasional, provinsi, maupun kabupaten. Seperti : Glenn Victor, Priadi
Fauzi, Guntur Pratama Putra, dan Nicko yang berhasil meraih medali emas dengan
catatan waktu 3 menit 47 detik. Pada Kejuaraan Renang Hongkong Open,
Indonesia meraih tiga medali emas dan dua perak. Medali emas selain dari nomor
4 x 100 meter gaya ganti juga dari GlennVictor untuk nomor 50 meter gaya kupu,
dan Siman Sudartawan untuk nomor 50 meter gaya punggung. Medali perak diraih
oleh Guntur Pratama Putra nomor 59 meter gaya kupu dan Glenn Victor untuk nomor
100 meter gaya punggung.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian singkat isi makalah dan pembahasan
pada bab sebelumnya, Penulis dapat menyimpulkan :
Sebelum
kemerdekaan, di negara kita telah ada beberapa kolam renang yang indah dan
baik. kolam renang yang dibangun hanyalah diperuntukkan bagi para bangsawan dan
penjajah saja. Pertama-tama berdiri perserikatan berenang diberi nama Bandungse
Zwembond atau Perserikatan Berenang Bandung. kemudian sejak tanggal 21 Maret
1951 lahirlah Persatuan Berenang Seluruh Indonesia yang kemudian disingkat
PBSI. Kongresnya yang pertama di Jakarta. Perkembangan olahraga berenang di
Indonesia kian hari kian berkembang, hal ini ditandai dengan penyelenggaraan
perlombaan renang hampir setiap tahun di tingkat nasional. Dengan makin
berkembangnya prestasi olahraga renang di Indonesia pada tahun 1952, Indonesia
mengirimkan duta-duta renangnya ke arena Olimpiade
Prestasi
peneran Indonesia baik di tingkat Nasional maupung di tingkat Internasional
sangat kurang. Pada tahun 1977 sampai
tahun 2003, renang Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di
tingkat Asean maupun Asia. Setelah itu, tidak ada satupun medali dan juga
prestasi yang diperoleh dari olahraga air ini.
B. Saran
Berenang merupakan olahraga yang bermanfaat bagi kesehatan
tubuh kita, jadi diharapkan untuk dapat mengikutinya secara kontinyu kecuali
ada hal-hal yang mengahalanginya seperti sakit. Diharapkan ada penjelasan
tentang gaya berenang dan apa yang harus dilakukan sebelum dan sesudah
berenang.
DAFTAR
PUSTAKA
ditulis oleh
MAHASISWA TASIKMALAYA
This entry was posted on October 4, 2009 at 12:14 pm, and is filed under
. Follow any responses to this post through RSS. You can leave a response, or trackback from your own site.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Post a Comment